You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Keling
Desa Keling

Kec. Keling, Kab. Jepara, Provinsi Jawa Tengah

Sosialisasi Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Endro Pornomo 22 Juli 2024 Dibaca 24 Kali
Sosialisasi Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Dalam rangka menjalankan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Puskesmas Keling II bekerja sama dengan Pemerintah Desa Keling menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pemicuan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), bertempat di Gedung Muslimat Dk. Kedung Desa Keling Kecamatan Keling. Senin, (22 Juli 2024). Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. Program ini sangat penting bagi desa untuk memastikan lingkungan yang bersih dan sehat.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Petinggi Desa Keling, Puskesmas Keling II beserta Bidan Desa,Babinsa, Babinkamtibmas,  BPD, Ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, Tim Penggerak PKK, Tokoh Perempuan dan Tokoh Pemuda.
STBM sendiri memiliki lima pilar Utama yaitu:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS): Menghentikan praktik buang air besar sembarangan di tempat terbuka.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS): Mendorong kebiasaan mencuci tangan dengan sabun pada waktu-waktu kritis.
3. Pengolahan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT): Mengelola air minum dan makanan agar aman dikonsumsi.
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT): Mengelola sampah rumah tangga dengan baik.
5. Pengelolaan Air Limbah Domestik Rumah Tangga (PALDRT): Mengelola air limbah rumah tangga dengan aman.

Pelaksanaan STBM di desa melibatkan masyarakat secara aktif untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mencegah penyakit berbasis lingkungan.

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki banyak manfaat yang signifikan bagi masyarakat desa. Beberapa manfaat utamanya adalah:

1. Kesehatan yang Lebih Baik: Dengan mengurangi praktik buang air besar sembarangan dan meningkatkan kebiasaan mencuci tangan, risiko penyakit menular seperti diare dan infeksi saluran pernapasan berkurang.

2. Lingkungan yang Lebih Bersih: Pengelolaan sampah dan air limbah yang baik membantu menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi polusi, dan mencegah pencemaran sumber air.

3. Peningkatan Kualitas Hidup: Masyarakat yang hidup di lingkungan yang bersih dan sehat cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, termasuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan.

4. Pemberdayaan Masyarakat: STBM melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan, sehingga meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

5. Penghematan Biaya Kesehatan: Dengan berkurangnya penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan juga berkurang.

6. Pendidikan dan Kesadaran: Program ini juga meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan, yang dapat diwariskan ke generasi berikutnya.

Ya, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam melaksanakan program STBM di desa. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan: Banyak masyarakat desa yang belum memahami pentingnya sanitasi dan kebersihan, sehingga sulit untuk mengubah perilaku mereka.

2. Keterbatasan Sumber Daya: Desa sering kali memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya finansial dan material untuk membangun infrastruktur sanitasi yang memadai.

3. Akses Terbatas ke Air Bersih: Beberapa desa mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses ke air bersih, yang merupakan komponen penting dalam praktik sanitasi yang baik.

4. Kebiasaan dan Budaya Lokal: Kebiasaan dan norma budaya yang sudah lama ada bisa menjadi hambatan dalam mengadopsi praktik sanitasi baru.

5. Dukungan Pemerintah yang Terbatas: Kurangnya dukungan atau koordinasi dari pemerintah daerah dapat menghambat pelaksanaan program secara efektif.

6. Pemeliharaan Infrastruktur: Setelah infrastruktur sanitasi dibangun, pemeliharaan yang berkelanjutan sering kali menjadi tantangan karena keterbatasan dana dan tenaga kerja.

7. Partisipasi Masyarakat: Meskipun program ini berbasis masyarakat, mendapatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas bisa menjadi sulit.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat itu sendiri.

Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menerapkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di desa:

1. Sosialisasi dan Edukasi: Mulailah dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan melalui pertemuan desa, penyuluhan, dan kampanye. Libatkan tokoh masyarakat dan pemimpin lokal untuk mendukung program ini.

2. Pemicu Perubahan Perilaku: Gunakan pendekatan pemicu (triggering) untuk mendorong masyarakat mengubah perilaku mereka. Ini bisa dilakukan melalui demonstrasi langsung tentang dampak buruk sanitasi yang buruk dan manfaat dari praktik sanitasi yang baik¹.

3. Pembentukan Kelompok Kerja: Bentuk kelompok kerja atau tim STBM di tingkat desa yang terdiri dari perwakilan masyarakat, kader kesehatan, dan pemimpin lokal. Tim ini akan bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan memantau kegiatan STBM.

4. Penyediaan Infrastruktur: Identifikasi kebutuhan infrastruktur sanitasi seperti toilet, tempat cuci tangan, dan sistem pengelolaan limbah. Bekerja sama dengan pemerintah daerah atau organisasi non-pemerintah untuk mendapatkan dukungan dalam penyediaan fasilitas ini.

5. Pelatihan dan Kapasitas: Berikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara membangun dan memelihara fasilitas sanitasi. Juga, latih kader kesehatan untuk memantau dan memberikan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.

6. Monitoring dan Evaluasi: Lakukan monitoring secara berkala untuk memastikan bahwa praktik sanitasi yang baik terus dijalankan. Evaluasi hasil program dan lakukan perbaikan jika diperlukan².

7. Penguatan Regulasi Lokal: Buat dan terapkan peraturan desa yang mendukung pelaksanaan STBM, seperti larangan buang air besar sembarangan dan kewajiban mencuci tangan dengan sabun.

8. Pemberdayaan Masyarakat: Libatkan masyarakat dalam setiap tahap pelaksanaan program, dari perencanaan hingga evaluasi. Ini akan meningkatkan rasa kepemilikan dan keberlanjutan program.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program STBM dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat desa.

Dalam rangka menjalankan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Puskesmas Keling II bekerja sama dengan Pemerintah Desa Keling menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pemicuan Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), bertempat di Gedung Muslimat Dk. Kedung Desa Keling Kecamatan Keling. Senin, (22 Juli 2024). Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. Program ini sangat penting bagi desa untuk memastikan lingkungan yang bersih dan sehat.
Dalam kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Petinggi Desa Keling, Puskesmas Keling II beserta Bidan Desa,Babinsa, Babinkamtibmas,  BPD, Ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, Tim Penggerak PKK, Tokoh Perempuan dan Tokoh Pemuda.
STBM sendiri memiliki lima pilar Utama yaitu:

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS): Menghentikan praktik buang air besar sembarangan di tempat terbuka.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS): Mendorong kebiasaan mencuci tangan dengan sabun pada waktu-waktu kritis.
3. Pengolahan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT): Mengelola air minum dan makanan agar aman dikonsumsi.
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PSRT): Mengelola sampah rumah tangga dengan baik.
5. Pengelolaan Air Limbah Domestik Rumah Tangga (PALDRT): Mengelola air limbah rumah tangga dengan aman.

Pelaksanaan STBM di desa melibatkan masyarakat secara aktif untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mencegah penyakit berbasis lingkungan.

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memiliki banyak manfaat yang signifikan bagi masyarakat desa. Beberapa manfaat utamanya adalah:

1. Kesehatan yang Lebih Baik: Dengan mengurangi praktik buang air besar sembarangan dan meningkatkan kebiasaan mencuci tangan, risiko penyakit menular seperti diare dan infeksi saluran pernapasan berkurang.

2. Lingkungan yang Lebih Bersih: Pengelolaan sampah dan air limbah yang baik membantu menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi polusi, dan mencegah pencemaran sumber air.

3. Peningkatan Kualitas Hidup: Masyarakat yang hidup di lingkungan yang bersih dan sehat cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, termasuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan.

4. Pemberdayaan Masyarakat: STBM melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan, sehingga meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

5. Penghematan Biaya Kesehatan: Dengan berkurangnya penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan juga berkurang.

6. Pendidikan dan Kesadaran: Program ini juga meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan, yang dapat diwariskan ke generasi berikutnya.

Ya, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam melaksanakan program STBM di desa. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan: Banyak masyarakat desa yang belum memahami pentingnya sanitasi dan kebersihan, sehingga sulit untuk mengubah perilaku mereka.

2. Keterbatasan Sumber Daya: Desa sering kali memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya finansial dan material untuk membangun infrastruktur sanitasi yang memadai.

3. Akses Terbatas ke Air Bersih: Beberapa desa mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses ke air bersih, yang merupakan komponen penting dalam praktik sanitasi yang baik.

4. Kebiasaan dan Budaya Lokal: Kebiasaan dan norma budaya yang sudah lama ada bisa menjadi hambatan dalam mengadopsi praktik sanitasi baru.

5. Dukungan Pemerintah yang Terbatas: Kurangnya dukungan atau koordinasi dari pemerintah daerah dapat menghambat pelaksanaan program secara efektif.

6. Pemeliharaan Infrastruktur: Setelah infrastruktur sanitasi dibangun, pemeliharaan yang berkelanjutan sering kali menjadi tantangan karena keterbatasan dana dan tenaga kerja.

7. Partisipasi Masyarakat: Meskipun program ini berbasis masyarakat, mendapatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas bisa menjadi sulit.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat itu sendiri.

Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menerapkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di desa:

1. Sosialisasi dan Edukasi: Mulailah dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan melalui pertemuan desa, penyuluhan, dan kampanye. Libatkan tokoh masyarakat dan pemimpin lokal untuk mendukung program ini.

2. Pemicu Perubahan Perilaku: Gunakan pendekatan pemicu (triggering) untuk mendorong masyarakat mengubah perilaku mereka. Ini bisa dilakukan melalui demonstrasi langsung tentang dampak buruk sanitasi yang buruk dan manfaat dari praktik sanitasi yang baik¹.

3. Pembentukan Kelompok Kerja: Bentuk kelompok kerja atau tim STBM di tingkat desa yang terdiri dari perwakilan masyarakat, kader kesehatan, dan pemimpin lokal. Tim ini akan bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan memantau kegiatan STBM.

4. Penyediaan Infrastruktur: Identifikasi kebutuhan infrastruktur sanitasi seperti toilet, tempat cuci tangan, dan sistem pengelolaan limbah. Bekerja sama dengan pemerintah daerah atau organisasi non-pemerintah untuk mendapatkan dukungan dalam penyediaan fasilitas ini.

5. Pelatihan dan Kapasitas: Berikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara membangun dan memelihara fasilitas sanitasi. Juga, latih kader kesehatan untuk memantau dan memberikan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.

6. Monitoring dan Evaluasi: Lakukan monitoring secara berkala untuk memastikan bahwa praktik sanitasi yang baik terus dijalankan. Evaluasi hasil program dan lakukan perbaikan jika diperlukan².

7. Penguatan Regulasi Lokal: Buat dan terapkan peraturan desa yang mendukung pelaksanaan STBM, seperti larangan buang air besar sembarangan dan kewajiban mencuci tangan dengan sabun.

8. Pemberdayaan Masyarakat: Libatkan masyarakat dalam setiap tahap pelaksanaan program, dari perencanaan hingga evaluasi. Ini akan meningkatkan rasa kepemilikan dan keberlanjutan program.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program STBM dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat desa.